Ilustrasi |
Apa Bedanya Gizi Buruk Sama Kurang Gizi
BantenNet.com . Jakarta – ” Jika anak tidak memperoleh asupan gizi yang tepat sesuai usianya, anak dapat mengalami masalah gizi. Setidaknya ada dua istilah yang sering dipakai di masyarakat untuk masalah gizi anak, yaitu kurang gizi dan gizi buruk. Dalam istilah medis, kurang gizi dan gizi buruk disebut sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP). Jika kurang gizi adalah Malnutrisi Energi Protein (MEP) ringan, maka gizi buruk adalah Malnutrisi Energi Protein (MEP) berat. Gizi buruk sendiri memiliki tiga bentuk klinik, yaitu Marasmus, Kwashiorkor, dan Marasmur-Kwashiorkor”
Gejala kurang gizi dan gizi buruk tentu berbeda. Anak-anak kurang gizi biasanya dapat dilihat dari badan yang kurus, tinggi badan yang normal atau dapat kurang jika dibandingkan dengan usia dan berat badan, serta lingkar lengan atas yang kecil. Anak-anak penderita gizi buruk mengalami gejala yang berbeda sesuai jenis MEP berat yang diderita. Anak penderita Marasmus dapat dilihat dari tubuh yang sangat kurus dengan raut wajah seperti orang tua dan jaringan lemak yang sangat sedikit sehingga tampak seperti memakai baggy pant (celana longgar), sedangkan anak penderita Kwasiorkor biasanya terlihat lemah dengan perut buncit dan pembengkakakan bagian tubuh (edema) akibat kekurangan protein. Anak penderita Marasmur-Kwasiorkor menderita gejala campuran dari keduanya.
Untuk dapat mengatakan seorang anak menderita kurang gizi atau gizi buruk, Obor Berkat Indonesia menilai status gizi anak dengan cara membandingkan usia anak dengan berat badan anak, memakai pedoman WHO-NCHS. Jika berat badan anak ternyata tidak sesuai dengan usia anak, maka status gizi anak dapat digolongkan kurang. Penilaian status gizi ini juga dilakukan dengan bantuan dokter spesialis yang secara langsung memeriksa kondisi anak.
Penanganan perbaikan gizi yang diberikan Obor Berkat Indonesia pun berbeda untuk anak-anak penderita kurang gizi dan gizi buruk. Jika anak-anak penderita kurang gizi diberikan tambahan makanan sehat seimbang dan susu satu kali sehari, maka anak gizi buruk diberikan tambahan makanan dan susu tiga kali sehari. Khusus untuk anak gizi buruk, diberikan pula snack sehat yang dapat mendukung pemulihan gizi anak. Menu makanan yang sehat dan seimbang ini disiapkan Obor Berkat Indonesia dengan berkonsultasi lebih dulu dengan dokter spesialis dan Dinas Kesehatan setempat. Makanan juga disesuaikan dengan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, sehingga mudah dilanjutkan para ibu setelah program berakhir. Bagi anak-anak penderita gizi buruk dengan penyakit penyerta, Obor Berkat Indonesia menambahkan penanganan medis khusus untuk mengatasi penyakit penyerta.
> ladien / Net.