BANTEN  

Barhum.HS: Amdal Pembangunan Mega Proyek Pesisir Utara Tangerang Perlu Dikaji Ulang

Avatar photo
wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Barhum.HS, ( dok.BantenNet)

BantenNet, KABUPATEN TANGERANG – Bencana banjir di wilayah Teluknaga dan Kecamatan Kosambi kerap terjadi disaat musin hujan turun dengan intensitas tinggi. Bahkan, banjir tersebut hingga menimbulkan korban jiwa karena tersengat aliran listrik saat banjir melanda.

Kejadian tersebut tersebut, menjadi salah satu perhatian dari wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Barhum.HS.Yang juga Politisi Senior Pdi Perjuangan.

“Bencana banjir yang terjadi di wilayah Tangerang Utara, itu sudah seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah dan pengembang. Apalagi, sudah menimbulkan korban jiwa,”ujar Barhum, kepada wartawan. Kamis (9/3/2023).

ia mengatakan, analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) mega proyek yang saat ini sedang berjalan harus segera dikaji ulang oleh pemerintah. Menurutnya, kajian AMDAL pembangunan di pesisir Utara Tangerang,Kabupaten Tangerang.

“Kalau sudah seperti ini, pemerintah dan pengembang harus bertanggung jawab. Pelayanan masyarakat itu butuh kepastian.Bukan jenis edukasi saja, tapi aktualisasi dengan di tingkatkan dan dinormalkan dengan daratan oleh pengembang,atau saluran air serta serapan air dibuat sebagus mungkin,” ujar Barhum yang juga warga asli pesisir Utara Tangerang

Maka dari itu, kata Barhum, Pemerintah bersama pengembang harus bekerja sama untuk mencari solusi, bagai mana kejadian banjir tersebut, tidak terus menerus terjadi, bahkan sampai menimbulkan korban jiwa.

“Solusinya, pihak pengembang harus membuat saluran pembuangan air, atau berkontribusi peningkatan serta menormalisasi daratan. Karena, pemukiman warga sudah di panel dan harus ada perbaikan denga cara dinormalkan, antara daratan harus sama rata dengan pemukiman warga,”Tandasnya.

Ia menyebut solusi itu, tidak bisa hanya sekedar di berikan sembako.Karena, kondisi diwilayah daratan atau hamparan pemukiman warga cukup rendah, cekung seperti mangkok.

“Saya bilang, itu cuma ada dua solusi. Pemukiman warga harus direlokasi, atau daratannya harus dinormalkan kembali oleh pihak pengembang atau memperbaiki saluran pembuangan air serta serapan air,” terangnya.

Ia menyebut, Utilitas sarana juga menjadi faktor pendukung untuk memberikan suasana di perkampungan yang rawan terjadi banjir, salahsatunya dengan cara melakukan perapihan, seperti perapihan saluran air dan listrik.

Bencana banjir yang terjadi diwilayah Teluknaga dan Kecamatan Kosambi yang meliputi, desa Tanjung Pasir, desa Muara dan kelurahan Dadap Kosambi, itu efek dari tidak terurus utilitas atau sarana umum dari dampak banjir. Maka dari itu, dari pihak pemerintah jangan ada pembiaran dengan hal seperti itu.

“AMDAL itu, sudah sejauh mana, bukan hanya AMDAL diatas kertas saja, namun harus ada langkah kongkrit.Jika ada AMDAL tidak direalisasikan untuk apa, maka dari itu, AMDAL harus dikaji ulang, artinya dibutuhkan sering langsung dengan masyarakat jangan seperti beli kucing dalam karung,” tutupnya.

> ldn