BantenNet.com. JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang dipimpin Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu ( 3 / 3 ) di Kantor BNPB, Jakarta.
Menurut Sutopo Purwo mengatakan, Selat Sunda berpotensi diguncang gempa bumi berkekuatan 8,7 SR. melalui cuitan di akun twitternya, Katanya
Bahwa potensi gempa tersebut terletak di Selat Sunda bagian selatan dan selatan Jawa dengan guncangannya yang berdampak di wilayah lain.
“Potensi gempa 8,7 SR tidak akan terjadi di wilayah Jakarta. Tetapi potensi itu ada di Selat Sunda bagian selatan dan selatan Jawa. Jika itu terjadi akan berdampak di Jakarta,” terangnya
Lebih lanjut Sutopo menerangkan, rata-rata pertahunnya, 5.500 kejadian gempa kerap menyertai sejak terbentuknya Tanah Air dengan skala yang beragam.
“Jadi tidak perlu takut. Justru kita harus meningkatkan kesiapsiagaan. Pengetahuan, sikap dan perilaku kita harus siap menghadapi gempa,” ucapnya.
Persepsi Jakarta dan wilayah di sekelilingnya aman gempa tidaklah benar. Setidaknya Jakarta pernah mengalami gempa yang menyebabkan kerusakan pada tahun 1699, 1757, 1834, dan 1880. “Gempa selalu berulang dalam periode waktu tertentu,” ujarnya.
Selain itu, dia mengingatkan kejadian gempa berskala besar dapat menimbulkan potensi tsunami. Khususnya peristiwa gempa disertai tsunami yang menerjang pulau Jawa dan Bali, antara lain tahun 1834 (Jawa Barat), 1840 (Jawa Tengah dan Timur), 1847 (Jawa Barat dan Tengah) dan 1867 (Jawa dan Bali).
Karena itu, Sutopo mengimbau agar masyarakat dan pemerintah bisa selalu waspada. Selain karena potensi gempa 8,7 SR dari Sunda Megathrust, harus diwaspadai gempa dari sesar-sesar aktif.
” Dengan jumlah penduduk Jakarta sebanyak 10,15 juta jiwa, diakumulasikan dengan warga Jabodetabek hingga sekitar 32 juta jiwa, masyarakat perlu diberikan edukasi dan antisipasi gempa.
“Tingkat kesiapsiagaan pemda dan masyarakat Jabodetabek masih rendah dalam menghadapi gempa besar,” pungkasnya.
> hry / red