BantenNet.com, TEKNOLOGI – Rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli tanah virtual, mungkin terdengar aneh bagi sebagian orang. Namun bagaimana jika itu sebuah bentuk investasi dengan memanfaatkan atau mengembangkan tanah tersebut, yang dipercaya nilainya terus meningkat dari waktu ke waktu, sama halnya tanah di dunia nyata.
Harga tanah metaverse seperti Non-Fungible Token (NFT) pada umumnya, meningkat melalui kelangkaan. Itulah sebabnya setiap ‘poin’ di Metaverse menciptakan yang terbatas.
Faktor lainnya adalah konteks. Jika tanah itu ada di sebelah properti orang terkenal atau tengara penting, nilainya juga mungkin akan meningkat.
Cara Membeli Tanah di Metaverse
1. Pilih platform. Decentraland, Sandbox, atau sebagainya. Semakin populer di kalangan pengguna, semakin baik rencana masa depan platform.
2. berhubung kamu ingin melakukan transaksi di dalamnya, kamu butuh Wallet/Dompet crypto. Pilih dompet digital secara teliti sambil mengingat platform mana yang kamu ingin gunakan. Dompet digital yang terpopuler untuk blockchain Ethereum yakni Metamask.
3. Silahkan kunjungi website resmi pada platform tersebut, Hubungkan dompet ke platform pilihanmu, setiap platform memiliki tombol “Hubungkan Dompet Anda”.
4. Beli token yang sesuai untuk membeli tanah di Binance. Cryptocurrency SAND atau MANA keduanya adalah token yang digunakan dengan baik di platform masing-masing.
5. Pilih sebidang tanah untuk dibeli, lalu tekan BUY. Setelah menyelesaikan transaksi, sebidang tanah disimpan dalam bentuk NFT. Untuk melihat tanahnya silahkan periksa tab NFTs di wallet.
Mungkin ada banyak alasan mengapa seseorang ingin membeli tanah di metaverse:
Banyak hal yang bisa dilakukan seseorang dengan sebidang tanah virtual ini, berikut ulasanya.
- Membeli dan membalik parsel dengan harga lebih tinggi dan menjualnya di platform NFT, seperti OpenSea (pihak ketiga). Tanah itu mungkin bernilai lebih jika dikembangkan, atau tanah di sekitarnya dianggap berharga.
- Mengembangkan lahan dan membebankan biaya untuk penggunaannya atau memonetisasi perhatian penggunanya, dengan membuat ruang lebih menarik, menyenangkan, atau menarik bagi audiens.
- Menyewakan kepada mereka yang ingin mengembangkan atau menggunakan tanah tersebut untuk tujuan sosial atau komersial, dengan menggunakan pasar penyewaan tanah seperti LandWorks.
- Pencitraan merek untuk sebuah perusahaan. Misalnya, menayangkan iklan atau konten untuk melibatkan audiens.
Itu lah dunia yang aneh di mana kita bisa memiliki tanah secara virtual dan dapat dijual dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Tetapi mungkinkah itu hanya kegilaan yang akan mereda dan dicoret sebagai salah satu fase aneh yang kita semua lalui sebagai masyarakat? Hanya waktu yang akan menjawab.