BantenNet – Bangunan yang ada saat ini di berbagai kota di Indonesia misalnya, banyak diilhami dari bangunan-bangunan luar, yakni bangunan berarsitektur Italia atau Yunani. Bangunan Yunani memang banyak mengilhami bangunan-bangunan yang ada untuk memunculkan kesan mewah, indah, kokoh, dan megah.
Bangunan sebagai sebuah representasi budaya suatu bangsa atau masyarakat merupakan hasil cipta manusia yang begitu luhur. Bangunan bahkan mampu mencerminkan peradaban suatu bangsa. Jejak-jejak sejarah bangsa dapat kita telusuri melalui bangunan yang ada.
Bangunan Megah Yunani
Negara Yunani dikenal sebagai negara yang nilai peradabannya tinggi. Yunani kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai sejak abad ke 8 samapai ke-6 SM, pada periode Yunani Arkais hingga berakhirnya zaman Kuno dan dimulainya abad pertengahan awal.
Peradaban Yunani kuno ini memulai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 samapai abad ke-4 SM. Istilah Yunani kuno ini diterapkan pada wilayah yang memakai bahasa Yunani pada zaman kuno.
Wilayahnya adalah tempat yang didiami oleh orang-orang Yunani, tidak terbatas pada semenanjung Yunani, yaitu Siprus, Kepulauan Aigea, pesisir Anatolia, Sisilia, dan bagian selatan Italia, serta pemukiman Yunani lain yang tersebar sepanjang pantai Kolkhis, Illyria, Tharkia, Mesir, Kyrenaika, Galia Selatan, Semenanjung Iberia Timur, dan Timur laut, Iberia, dan Taurika.
Pada periode Klasik, Yunani dipimpin oleh kota Athena dan berhasil menghadang serangan Kekaisaran Persia. Akan tetapi, Athena dapat ditaklukan oleh Sparta dalam perang Peloponnesos pada tahun 404 SM.
Sejalan dengan penaklukan tersebut yang dilakukan oleh Aleksander Agung, kebudayaan Yunani dikenal dengan nama Hellenistik dan berkembang mulai dari Asia Tengah sampai ujung barat Laut Tengah.
Para sejarahwan, peradaban ini dianggap sebagai tolok ukur bagi Peradaban Barat. Hal tersebut dikarenakan kebudayaan Yunani memberikan pengaruh besar bagi Kekaisaran Romawi yang kemudian diteruskan ke bagian negara lain di Eropa.
Selain itu, peradaban Yunani Kuno ini memberikan pengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni di Eropa Barat. Pada masa kebangkitan Neo-Klasik, abad ke-18 dan abad ke-19 di Eropa dan Amerika, peradaban Yunani ini kembali lagi.
Peradaban Yunani kuno merupakan salah satu peradaban yang uni dalam sejarah dunia karena peradaban ini mulai dari periode awal telah dibuktikan dengan adanya historiografi yang layak.
Pada peradaban sejarah yang lebih awal dari peradaban Yunani, protosejarah dan sejarah kuno lebih banyak diketahui melalui bukti situsional saja, seperti annal, daftar raja, dan epigrafu pragmatis.
Selain itu, bapak sejarah, Herodotos, membuat sebuah karya yang berjudul Historia, yang kemudian menjadi sebuah kata yang dikenal sampai sekarang, yaitu history.
Karya Herodotos ini ditulis antara tahun 450 SM sampai tahun 420 SM dan cakupan isinya mencapai satu abad ke belakang, serta membahas tokoh-tokoh sejarah dari abad ke-6 SM, seperti Darius I dari Persia, Kambises II, dan Psamtik III, serta menyinggung beberapa tokoh dari abad ke-8, seperti Kandaules. Setelah itu, karya Herodotos dilanjutkan oleh para penulis lain, seperti Thukydides, Xenophon, Demosthenes, Plato, dan Aristoteles.
Sebagian besar para penulis ini berasal dari Athena atau pro-Athena, sehingga sejarah dan politik kota Athens ini lebih banyak diketahui sekarang ini dari pada kota-kota lainnya. Isi tulisan mereka cakupannya terbatas pada sejarah diplomasi, militer, dan politik, serta mengabaikan sejarah ekonomi dan sosial.
Berdasarkan pada peradaban Yunani, banyak hasil karya seni arsitektur Yunani yang bernilai tinggi, sehingga tidak heran jika Yunani mendapatkan julukan sebagai negara yang memiliki peradaban arsitektur tinggi.
Anehnya, pada masa itu (sekitar 1200 SM-700 SM), arsitektur tidaklah dianggap sebagai suatu “seni”. Arsitek hanyalah seorang tukang yang ahli dan dipekerjakan oleh bangsawan atau orang kaya Yunani. Tidak ada prestise di masyarakat. Status sosialnya pun sama saja dengan pekerja kasar lain.
Seorang arsitek bertugas merancang bangunan serta menyewa tenaga kerja dan tenaga ahli untuk membangun sesuai rancangan yang telah dibuat. Mereka juga bertanggung jawab atas anggaran dan penyelesaian tepat waktu. Tidak ada bedanya dengan pemborong bangunan zaman sekarang.
Bahkan, seorang arsitek genius, seperti Iktinos yang merancang Parthenon, namanya tidak dikenal sebelum abad ke-5 M. Ia lebih dikenal hanya sebagai seorang pedagang biasa.
Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, arsitektur Yunani dianggap sebagai nilai seni yang sangat tinggi karena arsitekturnya dianggap rumit dan memiliki ciri khas tersendiri, dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
Ketenaran arsitektur Yunani memang tak ada duanya. Bangsa Romawi ketika berkuasa pun banyak mengadopsi gaya Yunani pada rancangan bangunan mereka. Terutama, bangunan kuil untuk semua dewa bangsa Romawi yang hampir tak ada bedanya.
Bangunan Yunani memang mampu memunculkan kesan-kesan tersebut karena memiliki kekhasan dari segi tinggi dan ornamen-ornamen dalam bangunannya. Sebagai sebuah negara yang memiliki kebudayaan yang tinggi, daya cipta mereka terhadap nilai seni memang betul-betul tercurahkan dengan pasti.
Terlebih, bangsa Yunani begitu akrab dengan dewa. Itu sebabnya bangunan yang dibuat pun memang megah sebagai tempat simbol pertemuan dan prosesi penghormatan terhadap dewa-dewa.
Bangunan Yunani dikenal dengan ciri khasnya berupa dadu atau kubus. Biasa juga berbentuk segi empat panjang dan dibuat dari batu gamping. Untuk bangunan-bangunan istimewa, lazimnya menggunakan batu pualam (marmer) berkualitas tinggi dan mahal yang didatangkan dari beberapa tempat tertentu di Yunani. Yaitu, dari Kota Attica dan beberapa pulau seperti Paros. Batu ini juga melimpah di pegunungan Hymettus dan Pentilicus dekat Athena di Yunani daratan.
Batu-batu tersebut dipahat dan dibentuk menjadi kolom dan balok. Suatu desain bangunan yang banyak ditemukan pada kuil-kuil dewa Yunani. Bangunan Yunani membentuk suatu dadu, kubus, atau pun segi empat panjang yang terbuat dari batu gamping.
Seni pahat di Yunani mendominasi pada setiap bangunannya. Bangunan Yunani memiliki kekhasan pula dengan struktur lingkaran. Struktur ini dikenal dengan isitlah tholos yang mempunyai fungsi religi, yakni untuk melayani pemuja kuil.
Selain itu, iklim Yunani yang ramah (sejuk) membuat masyarakatnya menyenangi aktivitas di luar, sehingga tempat publik mengambil bentuk panggung terbuka tanpa atap. Salah satu contohnya adalah Amphytheatre (tempat pertunjukan zaman Yunani dengan tempat duduk bertingkat).
Kuil Yunani
Pada bangunan Yunani, kuil merupakan tempat terbaik dalam seni arsitektur. Dalam kuil Yunani terdapat tempat pengorbanan suci. Kuil diisi dengan beberapa barang yang memiliki korelasi dengan dewa yang dipuja.
Bangunan Yunani pun mengenal arsitektur Dorik dan Ionik yang merupakan dewa dari zaman kegelapan. Kedua gaya ini mencerminkan kepercayaan mereka pada Doric dan Ionic dari zaman kegelapan. Gaya Doric dapat dikenal dari desain bangunan yang cenderung lebih keras dan formal (kaku), sedangkan Ionik lebih longgar dan bersifat dekoratif (banyak hiasan).
Untuk penyebarannya, gaya Doric digunakan di daratan Yunani hingga ke wilayah jajahan Yunani di Italia. Sementara itu, penyebaran gaya Ionik, meliputi Kota Ionia (sekarang pantai barat Turki) dan sebagian dari pulau Aegean.
Sebagian besar wilayah Italia yang merupakan wilayah jajahan Yunani, memiliki arsitektur Doric. Kuil yang menunjukkan gaya Doric adalah Kuil Hephaestus, sedangkan Kuil Erechtheum yang berada di sampingnya menunjukkan gaya Ionic. Adapun kuil yang bergaya Corinthian, yakni Kuil Olympic Zeus di Athena, ibu kota Yunani.
Kedua gaya ini dapat terlihat jelas pada bangunan Parthenon. Di kuil suci tersebut, elemen Doric dan Ionik mendominasi sebagian besar arsitektur bangunannya. Mengekpresikan kepercayaan tinggi dari Kota Athena, kota termakmur saat itu.
Hasil karya arsitektur Yunani Kuno ini dapat kita lihat dari peninggalan-peninggalannya yang masih ada sampai sekarang di negara Yunani, meskipun tidak utuh dan banyak kerusakan.
Seni Arsitektur Yunani
Bangunan Yunani ini banyak terlihat dalam film-film Hollywood, misalnya Gladiator. Di film tersebut tampak jelas bangunan berarsitektur Yunani yang begitu megah dan kokoh. Terlebih untuk bangunan umum, yang bisa menampung hingga ribuan orang.
Bangunan Yunani di
gunakan dalam membangun gedung-gedung pertunjukan. Mulai dari bentuk amfiteater hingga proscenium mewarnai perubahan dan perkembangan bangunan-bangunan seni pertunjukan. Bangunan tersebut dipengaruhi oleh zaman yang berkembang di Yunani.
Bangunan tersebut terlihat dari berbagai zaman, misalnya Yunani Klasik, Creco, Romawi, Barok, Serllw, Pralales, Salleagung, hingga Renaissance. Dalam zaman-zaman tersebut, beberapa konsep gedung hiburan memiliki gaya yang berbeda-beda. Bangunan yang megah dan kokoh tersebut didesain sedemikian rupa, sehingga akustik dari bangunan tersebut tergolong baik.
Seni arsitektur bangunan Yunani mulai tidak digunakan pada akhir periode Mycenaean, yakni sekitar abad 1200 SM. Pada abad 7 SM, gedung pemerintah mulai dikerjakan dan bangunan arsitektur Yunani mulai ditinggalkan.