Mencipatakan Wisata Kampung Kelengkeng Dan Wisata Sejarah Di Krian-Wonoayu
BantenNet.com. SIDOARJO – Desa Candi Negoro Kecamatan Wonoayu serta Desa Terung Wetan dan Junwangi Kecamatan Krian Sidoarjo bersinergi menggagas wisata kampung kelengkeng dan menciptakan wisata sejarahan Kadipaten Terung, di jaman Kerajaan Majapahit.
Hal itu terungkap dalam pertemuan antara tiga aparatur desa tersebut, beserta kelompok masyarakat, dengan anggota DPR RI komisi V Dari Fraksi PDI perjuangan Ddapil 1surabaya-sidoarjo Henky Kurniadi, pada hari Rabu siang pkl 09.00 wib (27/12/2017).
Dan Acara digelar di situs sejarah makam Raden Ayu Putri Oncat Tondo Wurung, Desa Terung Wetan berlangsung gayeng dan santai. Den Ayu Putri, demikian masyarakat setempat menyebutnya, adalah putri dari Raden Khusen, saudara dari Raden Khasan yang terkenal dengan nama Raden Patah, yakni Raja Demak.
Dialog dilanjut dengan acara penyerahan bantuan bibit kelengkeng secara simbolis dari Henky Kurniadi kepada tiga kelompok masyarakat dan di dampingi Kades masing masing yang rasal dari ketiga desa tersebut.
Data dihimpun dari kelompok telah menyebutkan, bantuan bibit kelengkeng dan jambu air dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan itu sebanyak 4.500 bibit.
“Semoga bibit kelengkeng dan jambu air ini bisa terjaga dan bisa tumbuh dengan baik sehingga bisa membawa manfaat bagi desa dan masyarakat,” kata Henky Kurniadi.
Begitu juga Pada kesempatan itu Henky Kurniadi juga menerima masukan untuk upaya rintisan kampung wisata tiga desa ini.
Kepala Desa Candi Negoro, Abdul Mujib misalnya, mengusulkan adanya akses berupa jembatan gantung bagi pejalan kaki menuju situs purbakala Candi Dermo yang Berada di desa candi negoro.
Sedangkan Kepala Desa Terung Wetan, Mat Kojim juga mengusulkan rehabilitasi makam Den Ayu Putri.
Sementara itu, kordinator tiga kelompok masyarakat desa tersebut, Heru Setyanto mengatakan, ide awal gagasan untuk wisata kampung kelengkeng dan wisata sejarah adalah untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki desa dengan mengikuti tren kekinian, yakni menggeliatnya sektor pariwisata.
“Tujuannya untuk pendapatan desa dan penghasilan tambahan bagi warganya,” kata arek Junwangi, Krian ini.
Keberadaan situs sejarah di Candi Negoro dan Terung Wetan, serta kunjungan kerabat santri dari berbagai kota yang belajar di pondok pesantren di Desa Junwangi, menjadi salah satu potensi untuk mengembangkan wisata di tiga desa ini.
“Tetapi jika hanya mempromosikan situs sejarah, tentu akan berat. Maka diperlukan terobosan,” cetus Heru Setyanto.
Aktivis DPC PDI Perjuangan Sidoarjo ini telah mengungkapkan, rintisan awal bermula saat dirinya mendapatkan informasi adanya program bantuan bibit dari kementrian.
Ia bersama-sama tiga kepala desa setempat kemudian menyiapkan kelompok-kelompok untuk mengakses bantuan tersebut. “Alhamdulillah terealisasi,” katanya.
Namun, kata Heru kepada wartawan, upaya mewujudkan wisata kampung kelengkeng dan wisata sejarah perlu lebih banyak dukungan.
Baik dari pihak desa maupun masyarakatnya juga kartar. Tapi faktor terpentingnya ada di pemkab Sidoarjo. “Sejauh mana keseriusan aparatur kabupaten sidoarjo Bagaimana melihat potensi wisata bisa dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi desa,”pungkas Heru Setyanto.
>red