Nelayan Surya Bahari Keluhkan Pembangunan Pemecah Ombak

Avatar photo
para nelayan Surya bahari mengeluhkan dengan adanya infrastruktur pembangunan pemecah ombak (Dok; bantenNet)

BantenNet, KABUPATEN TANGERANG – Mulyono (44) nelayan Surya Bahari meresahkan adanya pembangun infrastruktur penahan ombak yang mengganggu para nelayan saat melaut, dikarenakan batu-batu untuk pembangunan breakwater PP Cituis tersebut ditumpuk ditengah-tengah lintasan perahu nelayan tanpa adanya rambu rambu atau batasan bagi nelayan.

kalau malam hari lanjut Mulyono, batu-batu itu tidak kelihatan meski ada tanda lampu klop, belum lagi kalau banjir, imbasnya nanti perahu nelayan bisa menabrak. Ia pun mengaku,  adanya tumpukan batu tersebut membuatnya harus berpindah tempat untuk mencari kepiting dan rajungan.

“Kalau siang mah kelihatan, kalau malem mah tau sendiri tidak kelihatan cuma ngelihat lampu saja, biasanya kalau nyari kepiting rajungan disitu, kalau ada batunya disitu kan ngga bisa aturan kita nyarinya disitu jadi kita pindah tempat,” terang Mulyono, rabu 12 September 2023.

Tidak hanya itu, masih menurut pria yang di sapa mas mul, semua para nelayan sangat mengeluhkan adanya pendangkalan pada kali dermaga Cituis tempat perahu mereka bersandar, bahkan mereka mengaku setiap pergi melaut harus bergotong royong mendorong perahunya.

“Kalau airnya kering boro-boro kami mau keluar, perahu sudah ngga bisa jalan, sekalipun biasa kami gotong royong ngedorong perahunya ketengah secara bergantian,” jelasnya dengan logat Melayu.

Meski kata Mulyono pernah di lakukan penyedotan lumpur pada kali dermaga tersebut sebanyak dua kali, tapi menurutnya itu tidak akan bertahan lama dan hanya membuang-muang anggaran saja.

“Dulu pernah tapi itu bukan dikeruk tapi di sedot dan itu tidak bisa bertahan lama, sekarang buktinya kembali dangkal, kalau kata saya mah mending dikeruk lumpurnya diangkut baru bisa dalem, kalau disedot mah sayang biaya,” jelasnya.

Sementara, Sekdes Surya Bahari, Nahrawi mengaku soal tumpukan batu untuk pembangunan breakwater yang dikeluhkan nelayan itu belum ada konfirmasi kepada pihaknya, dan masalah pendangkalan kali dermaga itu sudah diajukan pengerukan oleh pihak Desa kepada pemkab Tangerang.

” Soal, tumpukan batu mau menaruhnya dimana itu tidak ada konfirmasi dari pihak pelaksana jadi kami tidak begitu mengetahui nya, sekalipun itu ada konfirmasi melalui surat, itu hanya memberitahukan kedatangan kapal tongkang, dan dapat suratnya juga kami itu dari KCD,” terang Nahrawi saat ditemui di Kantor Desa Surya Bahari Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang rabu 13 September 2023.

Ia, juga mengaku pihaknya belum mendapatkan informasi terkait keluhan para nelayan, soal kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kelautan dan Perikanan.

” kalau masyarakat belum ada yang memberikan informasi keluhan mereka kepada kami, soal, pembangun breakwater PP Cituis (DAK) atau pemecah ombak guna melindungi abrasi, untuk saat ini, ” ucapnya.

Cuma, lanjut Nahrawi, alangkah baiknya batu-batu untuk pembangunan breakwater ini di beri rambu rambu yang selayaknya, agar para nelayan bisa lebih memperhatikan dengan tanda tersebut, serta mengurangi dampak bahaya bagi para nelayan.

Kurang lebih sudah 10 hari proses pekerjaan tersebut, dan untuk posisi batu juga di atur sebaik mungkin agar tidak menghalangi pandangan para nelayan, jadi perahu yang akan berlabuh pandangan mereka tidak merasa terhalang, sehingga mereka tidak merasa terganggu, ” pinta sekdes Surya Bahari.

> ldn