Tiga Provinsi Akan Mendapat Imunisasi Tetanus Difteri

Avatar photo
BantenNet.com. JAKARTA-Pemerintah berencana melaksanakan imunisasi tetanus difteri (TD) secara serempak di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten pada 11 Desember untuk mengatasi kejadian luar biasa penyakit difteri yang terjadi di 95 kabupaten-kota sepanjang 2017.
Dilansir dari SpiritNews.Co. Kegiatan akan lakukan dalam waktu dekat, yaitu Senin 11 Desember 2017 serentak di 12 kabupaten-kota, cakupannya seluruh kabupaten-kota dari tiga provinsi,”kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Muhammad Subuh dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan, Rabu, (06/12/2017) .
Imunisasi untuk mengatasi kejadian luar biasa (Outbreak Response Immunization/ORI) akan dilaksanakan di Kota Jakarta Barat, Kota Jakarta Utara, Purwakarta, Karawang, Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Tangerang, Serang, Kota Tangerang, Kota Serang, dan Kota Tangerang Selatan.
Dalam imunisasi itu, vaksin TD yang diberikan kepada anak usia satu tahun dengan perluasan pada anak-anak berusia di bawah 19 tahun.
“Artinya sampai usia SMA kita lakukan outbreak response immunization,” kata Subuh.
ORI akan dilakukan sebanyak tiga kali dengan skema 016, di mana imunisasi yang dilakukan pada 11 Desember akan disusul dengan vaksinasi satu bulan setelahnya (11 Januari 2018), dan vaksinasi sekali lagi enam bulan setelahnya dalam waktu delapan bulan.
Subuh menjelaskan ORI dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten karena kejadian luar biasa difteri terberat terjadi di ketiga wilayah tersebut setelah Provinsi Jawa Timur, yang sudah berinisiatif melaksanakan imunisasi tanpa menunggu instruksi dari pemerintah pusat.
Pemerintah pusat menyiapkan seluruh vaksin untuk imunisasi TD di Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Biaya operasional untuk kegiatan itu ditanggung oleh pemerintah daerah.
Menurut data Kementerian Kesehatan, 593 kasus difteri ditemukan di 95 kabupaten-kota dalam 20 provinsi sejak Januari hingga November 2017.
Dari seluruh kasus tersebut, ada 32 kasus yang berujung kematian, yang menjadikan tingkat kematian mencapai 54 persen.
>red