Oleh : H. Lukman Hakim, M.I.Kom. Staf Pengajar PPKn SMAN 6 Kab. Tangerang Banten
Penyuluh Anti Korupsi Pertama ForPAK Banten
Selama ini kita lebih melihat koperasi dengan menggunakan sudut pandang sederhana sehingga pengembangan koperasi seolah-olah suatu hal yang sederhana pula. Lebih jauh dari itu, dalam melihat koperasi sering sekali terasa adanya presumptive judgement yang langsung menuduh bahwa koperasi itu merupakan institusi yang pasti tertinggal, membebani, miskin dan tidak bermanfaat. Sebaliknya badan usaha Perseroan Terbatas (PT) dipandang sebagai badan usaha yang superior dan bernuansa hebat, walaupun data menunjukkan bahwa Indonesia pernah dijajah VOC, kehilangan kedaulatannya pada 1998, dan sekarang pun banyak perusahaan yang bersifat seperti VOC juga.
Pada dongeng nomor terdahulu telah disampaikan keunggulan koperasi yang berkembang di negara maju seperti koperasi pertanian CHS dan koperasi susu Land O’Lakes yang pendapatannya melebihi pendapatan BUMN besar atau bahkan konglomerat Indonesia sekalipun.
Pada dongeng #49 ini saya akan mendongeng perlunya kita menata pengetahuan yang mudah-mudahan akan mempengaruhi cara pandang masyarakat, khususnya yang berada dalam lingkungan pengambil kebijakan di bidang pendidikan dan kebudayaan seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah; Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dan Kementerian Kebudayaan, serta Kementerian terkait lainnya.
Pertanyaan utamanya adalah mengapa sampai saat ini kita belum menerima perlunya gelar kesarjanaan dalam khasanah perkoperasian, misalnya, Sarjana Koperasi (S.Kop) Bidang Manajemen Koperasi, S.Kop Bidang Hukum Koperasi, dan S.Kop bidang-bidang keahlian terkait koperasi lainnya. Padahal bidang perkoperasian ini bukan hanya kaya akan dimensi ilmu pengetahuan yang diperlukan, juga merupakan amanah Konstitusi dan sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan pembangunan pada saat ini dan saat yang akan datang. Selain itu, pengalaman empiris koperasi-koperasi di negara maju menunjukkan bahwa koperasi telah berperan penting sebagai solusi permasalahan kompleks sosial ekonomi untuk masa depan.
Dalam dunia perkoperasian, pengetahuan akan keterkaitan antara pengetahuan disiplin, pengetahuan subjek, dan pengetahuan pemecahan masalah sangatlah penting. Memahami hubungan ini dapat secara signifikan menjadikan koperasi sebagai solusi pemecahan permasalahan pembangunan yang semakin kompleks. Koperasi menjadi instrument transformasi sosial-ekonomi-budaya yang efisien, efektif, fair, adil dan berkelanjutan.
Artikel ini mengeksplorasi bagaimana bentuk-bentuk pengetahuan ini saling berhubungan dan berkontribusi pada keberhasilan operasi dan pengembangan koperasi.
Akhirnya, kita memerlukan pengakuan atas- dan penghargaan pada kualifikasi keahlian yang dinyatakan sebagai gelar kesarjanaan (S1, S2, S3) koperasi sama seperti halnya gelar kesarjanaan di bidang pertanian atau teknologi, misalnya.
Pengetahuan Disiplin
Pengetahuan disiplin merujuk pada pemahaman dan keahlian dalam bidang disiplin studi tertentu. Hampir semua disiplin ilmu pengetahuan bisa digunakan untuk studi koperasi atau perkoperasian. Misalnya, disiplin ilmu yang terasa dekat dengan koperasi di antaranya adalah pengetahuan tentang filsafat pembangunan, prinsip ekonomi, teori manajemen, konsep ilmu sosial, sejarah, antropologi, teknologi, matematika, seni, dan budaya dan serta disiplin lainnya.
Pengetahuan disiplin menyediakan teori dan metodologi dasar yang menjadi sumber diperolehnya pengetahuan tentang berbagai disiplin keilmuan dan seni dalam bidang koperasi atau perkoperasian.
Pengetahuan disiplin diperoleh dengan mengujinya berdasarkan uji objektivitas seperti koherensi/konsistensi/lack of ambiguity; atau uji korespondensi berdasarkan, misalnya, uji statistik seperti uji t dan uji F, dalam membandingkan efektivitas dua struktur organisasi yang berbeda terhadap kinerja koperasi.
Kemajuan dalam pengetahuan disiplin akan menjadi sumberdaya utama dalam kemajuan pengetahuan tentang subjek koperasi dan kemajuan pengetahuan preskriptif yang diperlukan untuk solusi permasalahan yang dihadapi koperasi.
Pengetahuan Subjek
Koperasi atau perkoperasian bukan merupakan disiplin ilmu pengetahuan. Analog dengan pertanian atau kesehatan, koperasi atau perkoperasian adalah suatu subjek.
Pengetahuan subjek adalah pemahaman khusus terkait karakteristik unik dan operasi koperasi. Ini mencakup, antara lain, pengetahuan tentang prinsip koperasi, nilai-nilai, jenis koperasi, struktur keanggotaan, dan praktik operasional, serta dimensi lainnya yang ingin diketahui.
Pengetahuan tentang subjek perkoperasian hanya akan didapat apabila banyak disiplin ilmu diterapkan pada subjek perkoperasian. Karena itu karakter sejauh mana pengetahuan subjek tentang perkoperasian diperoleh tergantung pada sejauh dan sekompleks apa pengetahuan disiplin dimanfaatkan untuk memahami perkoperasian secara utuh.
Penelitian subjek selalu mendapat manfaat dari pendekatan inter- atau multidisiplin. Koperasi beroperasi di dalam matriks berbagai domain—filsafat, ekonomi, sosial, hukum, manajemen, dan lain-lain—yang memerlukan wawasan dari berbagai disiplin ilmu untuk
memahami kompleksitasnya secara lengkap.
Pengetahuan Pemecahan Masalah
Pengetahuan pemecahan masalah melibatkan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan disiplin dan pengetahuan subjek guna mengatasi tantangan dan masalah nyata dalam koperasi. Ini mencakup, antara lain, keterampilan berpikir kritis, pengambilan keputusan, inovasi, dan resolusi konflik. Pengetahuan pemecahan masalah sangat penting untuk menavigasi kompleksitas, risiko dan ketidakpastian yang sering dihadapi koperasi.
Untuk menguji objektivitas dan efektivitas pengetahuan tentang pemecahan masalah atau sering dinamakan pengetahuan preskriptif (prescriptive knowledge) dilakukan uji workability:
Penilaian Keberhasilan (workability): Penilaian ini melibatkan evaluasi kelayakan, kepraktisan, dan efektivitas solusi yang diusulkan dalam skenario dunia nyata. Penilaian ini sering mencakup pengujian percontohan, studi kasus, dan umpan balik dari para pemangku kepentingan. Misalnya, menerapkan sistem manajemen keuangan baru di koperasi dan menilai dampaknya terhadap efisiensi operasional dan kepuasan anggota.
Untuk memperoleh pengetahuan preskripsi juga diperlukan pendekatan inter- atau multidisiplin. Mengatasi tantangan dalam koperasi sering kali melibatkan integrasi strategi ekonomi, dinamika sosial, pertimbangan hukum, dan praktik manajemen inovatif untuk menciptakan solusi yang holistik dan efektif. Political will Pemerintah juga merupakan kunci sukses tidaknya koperasi.
Keterkaitan
Pengetahuan akan keterkaitan antara pengetahuan disiplin, pengetahuan subjek, dan pengetahuan pemecahan masalah (prescriptive knowledge) sangat penting untuk keberhasilan koperasi. Pengetahuan disiplin menyediakan dasar teori, pengetahuan subjek mengkontekstualisasikan model koperasi, dan pengetahuan pemecahan masalah menerapkan pemahaman terintegrasi pada tantangan praktis (solusi masalah).
Dalam praktiknya, seorang manajer koperasi mungkin menggunakan teori ekonomi (pengetahuan disiplin) untuk menganalisis tren pasar, menerapkan prinsip koperasi (pengetahuan subjek) untuk memastikan keterlibatan anggota, dan menggunakan pemikiran kritis (pengetahuan pemecahan masalah) untuk mengembangkan rencana strategis. Pendekatan holistik ini memastikan bahwa koperasi dilengkapi dengan baik oleh pengetahuan (disiplin, subjek, preskriptif) dalam rangka mencapai tujuan dan mempertahankan keberlanjutannya.
Peran Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan institusi yang berfungsi secara langsung dalam pencerdasan kehidupan bangsa secara totalitas, termasuk di bidang perkoperasian. Pengusulan perlunya Sarjana Koperasi (S.Kop) dalam S1, S2, atau S3, bukan berarti kita berorientasi dan berburu gelar, tetapi lebih pada perlu dimilikinya standard level dan kelengkapan pengetahuan (knowledge) untuk menjadi sumberdaya utama dalam pembangunan koperasi atau perkoperasian pada masa sekarang dan apalagi untuk masa depan.
Kesimpulan
Sinergi antara pengetahuan disiplin, pengetahuan subjek, dan pengetahuan pemecahan masalah sangat penting untuk pertumbuhan, kemajuan dan keberlanjutan koperasi.
Mengintegrasikan jenis pengetahuan disiplin, subjek dan pengetahuan preskriptif dengan mengadopsi pendekatan inter- atau multidisiplin, koperasi akan dapat menavigasi tantangan, memanfaatkan peluang, dan memenuhi misi mereka untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan sosial yang lebih baik.
Demi berkembangnya sistem pengetahuan koperasi atau perkoperasian sebagaimana telah disampaikan, maka diperlukan sistem pendidikan tinggi yang secara resmi menerima dan secara formal memberikan gelar Sarjana Koperasi (S. Kop) dengan level S1, S2 dan S3. Dengan peningkatan kapasitas ini maka kita akan menciptakan potensi tingginya daya juang dan daya keilmuan pengurus koperasi dan anggotanya, serta daya gerak seluruh masyarakat Indonesia akan perlunya pengembangan koperasi untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.
Disclaimer: Isi tulisan ini merupakan pandangan pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan lembaga di mana penulis bekerja atau terkait.
дешевые проститутки в калуге