BantenNet, TANGERANG – Peredaran obat keras golongan G seperti eximer dan tramadol tanpa izin edar atau resep dokter di wilayah hukum Polsek Mauk kembali mencuat. Aktivitas ilegal ini diduga mendapat “bekingan” dari oknum wartawan berinisial Gs dan Dn/ An yang disebut-sebut mengatur dan membekingi sejumlah toko obat.
Temuan tim awak media di Kecamatan Mauk mengungkap adanya beberapa titik penjualan obat golongan G. Modus yang digunakan beragam, mulai dari sistem cash on delivery (COD) hingga toko yang berkedok bengkel motor di Jalan Mauk Jatiwaringin, Kabupaten Tangerang, Banten.
Saat dikonfirmasi, seorang penjaga toko yang menjual tramadol dan eximer mengaku hanya menjalankan perintah.
“Ini yang saya tahu punyanya kakak Gs, dia bosnya saya. Selain itu saya tidak tahu lagi, bang,” ungkap penjaga toko, Rabu (24/9/2025).
Namun persoalan tak berhenti di sana. Oknum wartawan yang diduga membekingi toko obat tersebut bersama sekelompok orang yang diduga preman melakukan intimidasi terhadap wartawan. Sekitar 10–15 orang menghadang di pinggir jalan Kali-Bau, bahkan sempat mengikuti dengan mobil hingga puluhan kilometer.
“Kamu foto-foto ya, kayak nggak kenal saja sama saya. Turun, turun kita minum-minum, hapus-hapus fotonya!” bentak Dani dengan nada keras. Ia bahkan memaksa wartawan untuk membeli 10 botol minuman anggur.
Sementara itu, Gs menimpali, “Iya bang, potonya udah dihapus,” seolah memastikan tekanan tersebut berhasil.
Ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, Dani justru berdalih. “Saya mau ngajak minum, kan lama juga kita nggak ketemu. Kalau udah lama nggak ketemu orang lapangan, ya harus minum-minum,” kilahnya.
Atas kejadian ini, media berharap aparat penegak hukum, khususnya Polsek Mauk, segera mengambil langkah tegas. Jangan sampai peredaran obat keras tanpa resep dokter terus merusak generasi muda di Kabupaten Tangerang.
> ldn
